Saya Viktor Mirin, selama ini saya tidak
tahu jika kalau wisuda di tanggal lahir yaitu pada Tanggal, 11 Bulan Juni Tahun
Sembilan Belas Sembilan Dua, hal ini merupakan suatu keistimewaan yang Tuhan
buat dalam kehidupan saya, karena sepanjang saya hidup tidak pernah mendapatkan
kesempatan pada momen yang baik.
Selama ini, saya
berjalan penuh dengan kesusahan, kesulitan dari segala aspek baik ekonomi, sosial,
perasaan dan agama. Saya dilahirkan dari tengah-tengah keluarga yang buta segalanya (alias awam) yaitu di
kampung kecil Emm Desa Emm Kecamatan Nalca Kabupaten Yahukimo.
Sejak saya ujian
SD dan ke Wamena secara kebetulan, karena saya tidak tahu seperti apa kota
wamena itu dan bagaimana orang sekolah ditingkat SMP. Sesampainya di Wamena
saya bisa menyesuaikan dengan lingkungan belajar maupun cara belajar dan hidup
di kota yang dimana serba sulit. Teriring berjalannya waktu pada tahun, 2008
saya tertambar di sulawesi selatan ( Tana Toraja)
Selama saya
hidup di Tana Toraja banyak ujian yang selalu datang menghampiri keluar masuk
rumah orang Toraja, oleh karena adannya keburukan dan kebaikan. Dari tengah-tengah
perjuangan, saya kehilangan kakak saya Anton Wepsa karena tercerat masalah
perempuan dari tengah proses hukum beliau meninggal di Lapas makassar.
Pada tahun, 2011
setelah selesai SMA saya putuskan untuk datang melanjutkan pendidikan tinggi di
makassar dengan bermodal 100.000.00 (Seratus Ribu Rupiah) dengan semangat dan
tekad untuk mencoba, sebenarnya saya tahu bahwa tak ada modal untuk saya kuliah.
Aneh tetapi nyata. Sebab saya tidak mengharapkan kepada siapa-siapa
hanya percaya diri (believe be self) (Berani Berpikir Sendiri) dan saya
berpikir bahwa hidup ini perjuangan sehingga untuk menemukan jalan yang baik
saya harus berusaha tanpa mengenal susa dan miskin, bosan dan malas, takut dan
gelisa, marah dan benci, sedih dan menangis semuanya mengalir dalam hidup saya
selama pendidikan. Dalam proses perjalanan pendidikan di tingkat sarjana, saya
tidak ketinggalan belajar dengan teman-teman yang ekonominya mendukung dan
latar belakang daerah (kampungan) namun saya juga bagian dari mereka untuk
perjuang membela masalah-masalah buplik baik di kampus maupun dikalangan
mahasiswa papua itu sendiri.
Satu hal yang
luar biasa yang Tuhan buat adalah kurang mendukung dari segala aspek ( susa dan
miskin) tetapi saya belum pernah menunda kuliah karena kekurangan ekonomi
(Uang), justuru seolah-olah saya selalu mendapatkan kiriman dari donator
padahal tidak! Saya sukuri apa adannya dan selalu berusaha, usaha dan berusaha.
Kadang ada orang juga yang inginkan supaya saya harus putus kuliah sehingga
upaya melakukan berbagai cara, tetapi Tuhan berkendak lain.
Benar apa yang
belum kita lihat, berbuat, mendengar dan mengatakan Tuhan sudah menyatakan
dalam kehidupan kita ( manusia pada umumnya) dan saya ( individu) sehingga saya
bisa mendapatkan kesempatan pada tanggal kelahiran saya Wisudapula. Pada waktu
saya ada di Bogor, dari pihak fakultas FISIP UIT menelepon bahwa kamu wisuda di
tanggal, 11 Juni 2015, tiba-tiba saya kager dan Ya Tuhan terima kasih atas
rencana-Mu.
Selama tiga
minggu sebelum saya wisuda, tinggal diasrama biasa-biasa saja, namun satu hari
sebelum wisudah pikiran saya dikuasai dengan beban pikiran. Namun hati
mengatakan bahwa kepada siapa kamu mengadu? Saat itu saya menyadari bahwa saya
tidak punya siapa-siapa untuk melihat kesulitan ini, sehingga tak lain dan
bukan adalah mengalah dan menerima kenyataan yang di taktirkan.
Segala
keberhasilan yang saya rai disuatu saat, bukan melalui orang lain tetapi hanya
melalui perjuangan saya sendiri (Myself) sehingga saya berusaha melalukan apa
yang ada manfaatnya bagi diri saya dan bahkan juga sering bagi orang lain. Saya
melihat dijauh sana ada orangtuaya mampu tetapi tidak bisa selesaikan sekolah,
kuliah dan malahan tidak dapat jamin sendiri (mandiri) maksud dari penulis
artikel ini, bukan berarti saya sudah bisa mandiri melainkan saya hanya melihat
secara objektif kepada mereka yang mendukung baik ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Pada bacinya
segala keberhasilan keinginan manusia atas rancangan Tuhan, sebab manusia
mempunyai keinginan dan usaha tetapi Tuhan mempunyai segala rencana manusia,
maka itu sebaiknya kita harus perjuang tanpa memandang kekerunagan. Pengalaman
saya jauh disana mereka anggap bahwa tidak bisa tetapi saya berusaha untuk
mencoba sehingga saya juga bisa seperti mereka. Dan pada akhirnya Tuhan
memberikan rancangan untuk saya yang sangat istimewa yaitu Wisuda ditanggal
kelahiran.
Momet seperti
ini, sungguh tidak akan terulang kembali, tetapi berhasil mencoret sejarah
sepanjang hidup saya yang akan mengingat suatu kelak, hal ini, saya merasa
bahwa Tuhan menyatakan dengan sesungguhnya bahwa selama ini saya jalan dengan
mencucurkan air mata karena susah akan segalanya tetapi bukti untuk saya
percaya kepada-Nya Ia mengespesialkan waktu untuk diwisudakan pada tanggal
kelahiran. Hal seperti ini jarang terjadi mungkin setiap manusia tetapi hanya
secara kebetulan prespektif manusia namun umat sebagai ciptaan-Nya tetntunya
atas kehendak sank Maha Kuasa.
Semua hal ini, terjadi karena adannya
orang-orang yang mampu memberikan saya moril dan materil. Oleh karena itu, saya
sangat berterima kasih kepada kedua belau yaitu Senem Yalek dan Salamda Mirin
serta seluruh senior dan Anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Yahukimo (IPMY) Di
Kota Studi Makassar.
Semoga artikel ini,
memberikan suatu pencerahan untuk menemukan jalan yang sesungguhnya dimana
merai impian melalui perjuangan yang tidak pandang menyerah- tidak lela melawan
susa dan miskin karena hal-hal tersebut
sesungguhnya adalah ujian bukan masalah, serta para pembaca yang nantinya
mengalami seperti nasib penulis ini, muda-mudahan bisa jadikan sebagai sala
satu semangat untuk perjuang lebih extra sehingga menemukan jauh lebih baik
dari penulis artikel ini.
Artikel ini
penulis mencurhat segala pengalaman hidup maupun pengalaman pendidikan selama
tujuh tahun baik dari SMA sampai pada perguruan tinggi, banyak hal yang penulis
mengalaminya namun hal ini semuanya berujung pada pribadi yang teruji, tanggu,
berpengalaman, matang, dan tak terkalahkan. Semisal ketika kita tidak sabar
menghadapi semua ujian maka, tidak akan ada keberhasil, tetapi kita sabar pasti
ada hasil.
Akhir cerita,
akhirnya penulis bisa merai gelar Viktor Mirin S.I.Kom semua karena berangkat
dari “ Kemauan” diimbangi dengan “Kesabaran” kata kuncinya dimana ada
kemauan dan kesabaran disitu ada keberhasilan
Artikelnya sangat bagus, untuk informasi tenda bisa klik: Tenda Payung Cafe Murah
BalasHapus